Selasa, 17 Agustus 2010

RANITIDINE HCL FARMAKOLOGI

RANITIDINE HCL



FARMAKOLOGI

Ranitidine suatu penghambat aktivitas histamine yang kompetitif dan reversible pada reseptor H2 histamin, termasuk reseptor pada sel-sel lambung dan bukan suatu zat antikolonergik.

Ranitidine bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung basal dan nocturnal melalui penghambatan kompetitif terhadap kerja histamine pada reseptor H2 di sel-sel parietal.

Ranitidine juga menghambat sekresi asam lambung yang dirangsan oleh makanan, betazole, penttagastrin, kafein, insulin, dan reflek vagal fisiologis.

Kadar puncak dalam darah setelah pemakaian oral tercapai dalam 1-2 jam dan tidak dipengaruhi adanya makanan.


INDIKASI

- pencegahan dan pengobatan tukak duodenum. Ditujukan untuk pengobatan jangka pendek tukak duodenum akut dan tukak lambung aktif yan ringan.

- Ranitidine juga diindikasikan untuk mencegah kambuhnya tukak duodenum

- Pengobatan keadaan hipersekresi lambung yang patologis, misalnya sindroma zollinger-ellison dan systemic mastocytosis.

- Pengobatan pendarahan saluran cerna karena tukak lambung, tukak duodenum atau hemorrhagic gastritis.

- Digunakan sebelum induksi anestesi sebagai pencegahan terhadap acid aspiration pneumonitis.


KONTRA INDIKASI

Hipersensitivitas terhadap ranitidine.


EFEK SAMPING

- susunan saraf pusat : jarang terjadi malaise, sakit kepala, pusing, mengantuk dan vertigo. Kasus yang jarang, termasuk gangguan mental reversible, agitasi, depresi dan halusinasi dilaporkan jarang terjadi terutama pada penderita yang sangat parah.

- Kardiovaskular: bradikardia.

- Saluran pencernaan: konstipasi, diare, nausea/vomiting, nyeri perut.

- Hati: kadang-kadang hepatitis reversible dengan atau tanpa jaundice.

- Hematology: dapat terjadi penurunan jumlah sel darah putih dan platelet.

- Reaksi hipersensitivitas: urtikaria, angloneurotik edema, bronkospasme hipotensi, eosinofilia, ruam, demam, anafilaktik.

- Endokrin: pada dosis lazim kadang menimbulkan bingung, ginekomastia, hiperprolaktinemia, gangguan seksual (impotensi, kehilangan libido).

- Dapat terjadi peningkatan sementara kadar serum transaminase dan gamma GT serta sedikit peningkatan kadar kreatinin serum


PERHATIAN
- hati-hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan hepar atau ginjal.
- Ranitidine hanya diberikan pada wanita hamil, usia subur dan menyusui bila benar-benar dibutuhkan.
- Keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
- Pengobatan penunjang akan mencegah kabuhnya ulkus, tapi tidak mengubah jalannya penyakit sekalipun pengobatan dihentikan. Karena itu pengobatan penunjan terutama diberikan bila kambuhnya ulkus berat dan sering, serta apabila pemberian akan membahayakan penderita karena usia atau adanya penyakit yang menyertai.
- Penderita yang mendapat pengobatan jangka panjang harus diamati secara berkala karena keamanannya belum diketahui dengan pasti.
- Terapi simtomatik dengan ranitidine tidak menghambat keganasan pada lambung.
- Khusus injeksi.
Pemberian H2 antagonis dengan dosis lebih dari yang dianjurkan dan lebih dari 5 hari akan meningkatkan nilai SGPT
Pada penderita gangguan ginjal, harus dilakukan pengurangan dosis
Kecepatan pemberian secara i.v dapat beresiko induksi bradikardia pada pasien dengan faktor predisposisi terjadinya aritmia jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar